Saturday, March 1, 2008

Cita-cita, impian atau sekedar khayalan belaka.

"Orang besar tidak hanya omong besar. Tapi ia punya impian besar, langkah besar dan tujuan yang besar"

Pernah tidak kalian mendengar kata-kata ini " Mengkhayal saja kerjanya! kapan bisa sukses kalo kerjanya begitu doang !?" dan kata itu terlontarkan ke diri anda? pernah?! Saya juga pernah mendapatkan kata-kata itu. Tidak tau sekarang, apa masih sering orang-orang kita berkata demikian?


Dulu, kata-kata itu seringkali di lontarkan orang, terutama dari orangtua kita. Dan itu saat kita sedang menuju kedewasaan. mencari sekaligus meraba apa yang kita inginkan untuk masa depan kita. Tapi sayang sekali. banyak dari kita yang remaja ini merasakan sebaliknya. Merasa putus asa, seperti kehilangan sebuah impian, cita-cita terkubur dan akhirnya memutuskan apa yang pernah kita impikan menjadi sebuah khayalan belaka. Tidak ada semangat hidup dan lajur pun berkata" Ah itu hanya khayalan saja kok!." Dan menjalani hidup tanpa ada satupun harapan yang tersimpan dalam diri untuk maju..Inilah sebenarnya yang di takutkan semua orang tua.


Sebenarnya hal itu tidaklah perlu terjadi jika kita mengamati dengan seksama “Apa dan bagaimana cara kerja impian
.” Mari kita flashbak (mengingat kembali) sejenak ke masa-masa kita masih kecil, saat ingin bersekolah. Apa yang sering kali di lontarkan oleh ortu, kakak, saudara saat-saat kita ingin bersekolah? Pasti pertanyaan yang di lontarkan mereka adalah "Memangnya cita-cita kamu pengen jadi apa kalo dah besar nanti?" dan jawaban yang di berikan kita pun cukup beragam, ada yang yang menjawab pengen jadi ABRI, jadi Dokter..dll tergantung apa yang menarik untuk kita saat itu.


Dari jawaban itu, terdapat lagi pertanyaan tambahan lainnya yaitu "Memang jadi ABRI...kamu tau bagaimana?” dan kita spontan memperagakannya hanya tegak & memberi hormat=) "Masa cuma begitu doang..?!.Begini nih kalo mo jadi ABRI." dari sinilah diperagakan dengan baik, di gembar-gemborkan (di ceritakan) betapa gagah, keren dan manisnya cita-cita kita itu. Dan tanpa kita sadari, ada sebuah mantera besar menyusup ke sanubari kita kala itu. Memotivasi untuk sekolah, guna mengemban ilmu demi meraih cita-cita terluhur. Menarik sekali bukan masa-masa kecil kita? Sampai akhirnya kita mengetahui apa itu rasa bosan, kecewa, menyesal, mengeluh dan apa itu enaknya bermalas-malasan. Benarkan?


Nah sekarang kita kembali ke masa sekarang. Pikirkan kembali bagaimana merangkai cita-cita kita itu? bisa juga...kita membuat impian-impian besar lainnya dan terus berusaha deh bagaimana mewujudkannya. Jangan takut untuk gagal, dan gagal lagi. Kalau perlu carilah kegagalan yang terbaik dari kesempatan yang ada. Karena keberhasilan serta kesuksessan itu tersimpan pada satu kegagalan ke kegagalan berikutnya.


Sebetulnya tidak ada yang kehilangan atau mati terkuburnya sebuah cita-cita. kita sengaja melepaskan kesempatan yang ada di hadapan kita. Dan sengaja melonggarkan kontrol diri. kadang memang kegagalan kecil atau juga bisikan kecil ketidakmampuan dalam diri menggiang dan membuat kita ragu-ragu melanggkah. Kini semua impian ada di tangan kita. Apakah kita ingin menganggapnya “
Cita-cita baru saya, impian terbesar saya atau hanya khayalan saya saja?”.

***


Sphere: Related Content

No comments: