Saturday, May 31, 2008

Rahasia Kekuatan Entrepreneur Sukses...

Saya melihat sekarang ini...beberapa tahun belakangan ini, fenomena menggeliatnya entrepreneurship di Indonesia ini sangat membanggakan. Banyak bermunculan Young Entrepreneur, yang begitu bersemangat untuk memulai usaha atau bisnis sendiri. Ini memang patut untuk diacungi "Dua Jempol Tangan". Salut!!!

Sebagai seorang yang punya usaha atau berbisnis sendiri, tentunya Anda dan Saya menginginkan kesuksesan yang berkesinambungan bukan? Apalagi bagi Anda yang baru saja memulai membuka usaha atau baru bisnis sendiri, tentu punya harapan besar untuk selalu bisa bertahan dan semakin meningkatkan bisnis Anda sendiri secara berkesinambungan. Benarkah begitu? Pastilah Anda menjawab: BENAR!!!

Nah, berkaitan dengan maraknya Dunia Entrepreneurship saat ini, Saya ingin berbagi dengan Anda, rekan-rekan Entrepreneur...tentang beberapa hal yang semestinya dipunyai oleh setiap Entrepreneur, jika mereka menginginkan Kesuksesan yang Berkesinambungan.

Di sini, Saya melihat ada 6 (Enam) Kekuatan Inti, yang harus dipunyai seorang Entrepreneur Sukses, yaitu:


1. KEKUATAN IMAN (Faith Power)

* Kekuatan Iman, "tidak bisa tidak"...merupakan hal paling pokok dan paling penting...nomer satu yang mesti dimiliki oleh Entrepreneur. Kekuatan Iman, selain mengartikan bahwa kita memang wajib percaya, bahwa ALLAH SWT pasti akan menolong kita...juga mewajibkan kita untuk "mengimani" atau meyakini apa pun jalan yang telah kita tempuh itu memang benar adanya. Jangan jadi orang yang selalu ragu-ragu...begitu... Percaya Diri saja!

* Dengan Iman, kita akan menjadi makhluk yang selalu pandai bersyukur, senang membantu sesama, dan tidak pernah tinggi hati. PAHAAM!!!

2. KEKUATAN PIKIRAN (Mind Power)

* Kekuatan Pikiran artinya, kita jangan gampang berpikir untuk menyerah, jangan mudah untuk berpikir tidak mampu. Karena apa pun yang kita pikirkan tersebut...benar adanya, dan pasti segera berwujud menjadi kenyataan. Karena, Ingatlah! pikiran kita punya kekuatan super... Super Mind Power!!! Pikirkanlah hanya hal-hal positif! Jadi jangan meremehkan pikiran kita sendiri ya...entar menyesal belakangan deh...

3. KEKUATAN KESEHATAN (Healthy Power)

* Kekuatan Kesehatan mengingatkan kita semua, agar selalu menjaga kesehatan fisik maupun psikis, kesehatan raga dan jiwa. Jangan sampai kita terlena dengan hanya berusaha dalam bisnis, sehingga melupakan kesehatan...akhirnya kita jatuh sakit secara fisik maupun psikis. Ini bisa menyebabkan bisnis kita hancur berantakan!!! Uang kita juga bisa habis hanya untuk berobat ke dokter, ke paranormal...ke dukun...

4. KEKUATAN IMPIAN (Dream Power)

* Kekuatan Impian tidak diragukan lagi, sebagai mesin penggerak menuju cita-cita kita. Tanpa impian, jangan harap kita bisa bergerak menuju kesuksesan. Dengan impian, kita menjadi bersemangat luar biasa prima saat bergerak menuju cita-cita. Tanpa impian, kita pastinya yaa diam aja di tempat...dan capee' deh...diam melulu!

5. KEKUATAN KEMAUAN (Will Power)

* Kekuatan Kemauan tentu saja juga harus kita punyai. Lha kalau tidak ada kemauan, bagaimana bisa ada jalan? Yaa nggak? Kata orang bijak kan begini: "Dimana Ada Kemauan, Disitu Ada Jalan". Dengan kemauan tinggi pula, kita bisa menjadi orang yang sangat kreatif. Sehingga selalu ada jalan keluar bagi setiap permasalahan. Berbagai ide-ide besar dan cerdas juga bisa keluar karena kekuatan kemauan yang tinggi. PAHAAM!!!

6. KEKUATAN JARINGAN (Networking Power)

* Nah ini, Kekuatan Jaringan juga wajib dimiliki seorang Entrepreneur. Kita mesti berusaha untuk mempunyai banyak teman...gitu maksudnya. Tapi yaa nggak sembarangan teman lho, harus teman pilihan...mesti milih teman lah kita ini... Kalau nggak milih teman, wah...kita bisa keliru berteman dengan garong, maling, penyelundup, koruptor...berabe kan? Oleh karena itu, untuk membangun Kekuatan Jaringan ini kita wajib pilih teman yang se-visi bisnis (ini lebih diutamakan), sebab kan kita lagi menggalang dukungan untuk bisnis kita, yaa nggak? Jadi bangunlah Kekuatan Jaringan Bisnis...bukan jaringan ikan!!! (Hehehe...nggak nyambung ya?)

Oke, saat ini baru Saya simpulkan ada 6 (Enam) Kekuatan Inti untuk menjadi Seorang Entrepreneur Sukses. Kalau ada rekan-rekan mau menambahkan, yaa silakan saja...boleh saja kok, wong Saya ini orangnya terbuka dengan berbagai masukan bermutu...jadi yang nggak bermutu yaa nggak maulah Saya...hehehe...

Harapan Saya, semoga tulisan saya ini bermanfaat bagi yang membacanya. Yang tidak baca, ya jelas nggak bermanfaat lah ya...PAHAAM!!!

Salam Luar Biasa Prima!

Wuryanano
Sphere: Related Content
Kita tahu bahwa "baterai" atau "accu" mobil pasti bisa diisi ulang kembali, jika setelah dipakai, dan sudah hampir habis. Sebab kalau sampai tidak diisi ulang kembali, maka bisa dipastikan mobil tersebut akan "ngadat", tidak mau jalan. Demikian halnya dengan energi diri kita. Energi dalam diri kitapun bisa terkuras habis, tetapi masih memungkinkan untuk bisa diisi ulang kembali.

Anda mungkin pernah mengalami suatu kondisi diri Anda menjadi loyo, tidak bersemangat, merasa tertekan batin, stress, hilang harapan atau malas sekali untuk melakukan sesuatu; bahkan untuk berpikirpun terasa malas. Jika Anda pernah mengalami hal seperti tersebut, itu menunjukkan energi diri Anda sudah terkuras habis; kondisi seperti tadi bisa bertindak sebagai "indikator" berkurangnya banyak energi dari dalam diri kita. Oleh sebab itu, Anda harus berusaha untuk mengisinya kembali sampai penuh; sehingga Anda bisa merasakan kesegaran diri Anda pulih kembali.

Untuk mengisi energi dalam diri Anda yang sudah terkuras, bisa dengan banyak cara. Anda bisa saja dengan melakukan meditasi relaksasi pernafasan atau lewat visualisasi pikiran positif (seperti saya ajarkan di buku The Touch of Super Mind). Atau Anda bisa melakukan refreshing mental, dengan melakukan kegiatan yang paling Anda senangi. Anda juga bisa mengisi energi dengan melihat dan mengagumi taman indah di rumah Anda, atau Anda lakukan rekreasi bersama keluarga; bisa juga dengan membaca buku-buku motivasi dan inspirasi seperti buku-buku tulisan saya. Anda lihat, sebenarnya ada banyak jalan untuk mengisi lagi energi dalam yang sudah terkuras dari diri Anda.

Banyak orang beralasan, bahwa mereka tidak punya waktu untuk mengisi energinya kembali. Beberapa orang datang ke saya untuk sharing, berkata bahwa jadwalnya sangat padat, sangat sibuk sekali; sehingga mereka menganggap jumlah waktu dalam sehari 24 jam ini, masih terasa kurang di mata mereka. Mereka inilah yang sering disebut sebagai penderita workaholic, orang yang sangat "gila kerja". Mereka ini menganggap, pekerjaan adalah segalanya. Mereka cenderung melupakan kegiatan lainnya selain pekerjaan atau bisnisnya. Mereka melupakan keluarganya, anak-anak dan istrinya, lupa pada kerabat dekatnya, tidak mau tahu tentang hal-hal yang tidak terkait dengan bisnis atau pekerjaannya. Pada gilirannya nanti, mereka akan lupa pada dirinya sendiri, mereka lupa siapa jati diri mereka sebenarnya; mereka kehilangan identitas dirinya.

Bekerja dengan semangat ketekunan memang sangat dianjurkan, tetapi jangan sampai semangat bekerja Anda menjadikan Anda melupakan segalanya selain dari bekerja. Jangan sampai motivasi dan antusiasme Anda menjadi boomerang bagi diri Anda sendiri. Jika ini terjadi, maka seseorang itu sudah terjangkit sebuah penyakit kronis "gila kerja"... ini harus segera dicarikan solusinya. Mereka ini harus diingatkan dan diluruskan lagi tentang sikap motivasi positif yang sebenarnya, yaitu motivasi yang dilandasi oleh skala prioritas.

Orang-orang yang "gila kerja" ini, perlu saya ingatkan tentang pentingnya membuat skala prioritas di dalam jadwal kegiatannya setiap hari. Skala prioritas menjadi sangat penting sebagai kontrol terhadap aktivitasnya sendiri. Skala prioritas menunjukkan, bagian mana yang lebih penting dan lebih bermanfaat bagi seseorang, serta mana kegiatannya yang harus didahulukan lebih awal. Tentu saja dalam membuat skala prioritas ini, mereka tidak boleh hanya memperhatikan bagian bisnis dan pekerjaannya; tetapi juga harus memperhatikan aspek kegiatan lainnya yang berhubungan dengan kesejahteraan dan kebahagiaan hidupnya.

Skala prioritas kegiatan ini harus mencakup semua aspek kehidupan; yang pada prinsipnya demi mendapatkan keseimbangan dan kebahagiaan hidup nantinya. Tanpa memperhatikan skala prioritas ini, mereka akan terus menerus menguras energinya sampai tidak tersisa. Dan jika mereka tidak mau membuat skala prioritas, maka sampai kapanpun mereka tidak akan punya waktu untuk mengisi energinya kembali; ini akan sangat memprihatinkan.

Dengan jalan selalu mengisi kembali energi yang sudah Anda keluarkan, maka diri Anda tidak akan sampai kehilangan semangat hidup atau antusiasme untuk meraih keinginan dan cita-cita sukses Anda. Anda dapat merasakan keharmonisan diri Anda dengan lingkungan dimana Anda berada. Dengan selalu berenergi, Anda bisa mencapai keseimbangan hidup dan merasakan kedamaian batin. Oleh sebab itu gunakanlah selalu energi Anda dengan efisien dan efektif, kemudian jangan lupa untuk selalu mengisinya kembali; agar diri Anda selalu merasakan kesegaran dan gairah hidup; itu sangat penting untuk bekal dalam meraih sasaran sukses Anda.

By: Wuryanano
Sphere: Related Content
Ada nasehat yang bagus sekali, "bekerjalah secara cerdas, dan bukan hanya bekerja keras". Untuk menggapai kesuksesan, kita sebaiknya bukan hanya dengan bekerja keras, tetapi bekerja dengan cerdas. Saya sangat setuju dengan nasehat tersebut. Memang dalam menjalani kehidupan ini, sebaiknya kita bisa bersikap dan bertindak secara cerdas.

Secara cerdas, berarti kita harus selalu mengoptimalkan fungsi dan kemampuan otak, dan pikiran kita; agar bisa mendukung langkah-langkah kita secara positif. Bertindak atau bekerja secara cerdas, mengandung arti; kita melakukan segala sesuatu itu selalu dengan pemikiran yang terencana dengan baik dan positif, sehingga nanti akan menghasilkan sesuatu yang positif juga.

Demikian juga halnya dalam hal memilih dan menentukan sasaran, harus bisa Anda buat secara cerdas, bahkan saran saya, buatlah rencana sasaran Anda tidak hanya secara cerdas, tapi sebaiknya dengan "lebih cerdas". "Lebih Cerdas" di sini bukan berarti dengan membabi buta dan terlalu berlebihan; yang bisa mengakibatkan Anda stres, karena sasaran tersebut ternyata tidak cocok dengan diri Anda, sehingga Anda selalu gagal mencapainya.

Maksud saya adalah, Anda sebaiknya membuat sasaran-sasaran Anda secara LEBIH CERDAS, yang dalam bahasa Inggrisnya disebut "Smarter". Istilah "smarter" ini bisa dijabarkan sebagai sebuah kata akronim: S-M-A-R-T-E-R, yang merupakan kepanjangan dari: Specific, Measurable, Attainable, Realistic, Time based, Exciting dan Reward. Sasaran yang Anda buat semestinya bisa mengacu pada sesuatu yang jelas dan khusus atau spesifik, yang bisa diukur, bisa diraih, realistis dan harus ada penentuan target waktu untuk mencapainya, juga harus menyenangkan dan mempunyai suatu imbalan jasa atau hadiah buat Anda sendiri. Dengan mengacu pada SMARTER pada saat Anda membuat sasaran sukses, maka Anda sudah berada di dalam kerangka dan jalur sukses yang benar. Di bawah ini akan saya uraikan bagaimana sasaran yang "lebih cerdas" atau SMARTER ini bisa menuntun Anda menuju sukses.

1. Sasaran harus spesifik, jelas dan khusus (Specific)
Jika Anda menginginkan suatu kekayaan dalam jumlah besar, Anda harus bisa membuat sasaran kekayaan dengan jelas dan spesifik; Anda harus menyebutkan jumlah tertentu dengan jelas dan tegas, misalnya, Anda harus menuliskan dan mengatakan suatu kepastian seperti: "Aku ingin uang 1 miliar rupiah!" bukan cuma, "Aku ingin uang yang banyak". Atau tetapkan dengan pasti, "Aku ingin rumah dengan luas tanah 500 meter persegi dan luas bangunan 300 meter persegi" bukan hanya "Aku ingin rumah yang besar".
Atau ketika merencanakan untuk mendirikan sebuah bisnis; misalnya Anda menginginkan untuk membuka sebuah bisnis; maka Anda harus dengan jelas dan spesifik menentukan ingin membuka bisnis apa; misalkan saja ingin membuka sebuah bengkel, harus jelas bengkel apa, jangan cuma ingin membuka bengkel saja. Harus ada penguatan dan penegasan di dalam rencana itu, misalnya Anda tentukan jenisnya bengkel mobil. Ya harus Anda tetapkan bahwa Anda ingin buka bengkel mobil dan tentukan juga lokasinya, itu akan mengarahkan Anda pada kepastian langkah menuju sukses. Jadi dalam membuat suatu sasaran, Anda harus menuliskannya dengan sejelas-jelasnya dan harus spesifik, bukan dengan cara yang kabur dan mengambang.

2. Sasaran harus bisa diukur (Measurable)
Anda harus tahu kapasitas potensi diri sendiri terlebih dulu, pada saat membuat sasaran. Anda harus bisa mengukur kemampuan diri sendiri terhadap sasaran yang Anda buat. Sasaran tersebut harus sesuai dengan kemampuan Anda agar dapat meraihnya. Misalnya saja, Anda ingin membuka sebuah bisnis bengkel mobil, tetapi dalam hal ini Anda tidak pernah tahu seluk beluk manajemen bengkel mobil, tidak mengerti harus pesan suku cadangnya dimana; ini berarti sasaran Anda salah, karena tidak sesuai dan tidak bisa diukur dengan kemampuan Anda di bidang bengkel mobil.
Tetapi jika Anda sudah merasa tahu seluk beluk bagaimana menangani bengkel mobil, dan Anda sudah mempelajari segala hal tentang bagaimana pesan suku cadangnya, bagaimana manajemen pemasarannya atau masalah perekrutan tenaga teknisinya sudah Anda pahami dengan benar; maka jika Anda ingin membuat sasaran dengan membuka bisnis bengkel mobil, itu sudah benar; karena sesuai dengan kapasitas potensi diri Anda.

3. Sasaran harus bisa diraih (Attainable)
Membuat sasaran juga harus Anda pertimbangkan agar bisa Anda raih nantinya. Jika Anda membuat sasaran, tetapi ternyata kemudian tidak mungkin Anda meraihnya; itu akan membuat Anda kecewa dan merasa gagal, ini tidak baik bagi perkembangan diri Anda. Misalnya saja, rencana membuka bengkel mobil sudah mantap ada di pikiran Anda, dan Anda sudah bisa mengukur kemampuan maupun kesiapan diri Anda untuk menanganinya; sehingga itu menjadi hal yang sudah tidak mustahil bisa Anda raih, maka dalam hal ini membuka bisnis di bidang bengkel mobil pasti bisa Anda raih dengan kapasitas potensi diri Anda itu. Beda halnya jika Anda ingin membuka salon kecantikan, tetapi kapasitas potensi Anda adalah untuk membuka bengkel mobil; maka sasaran untuk membuka salon kecantikan itu harus Anda ubah, karena tidak mungkin Anda bisa meraihnya pada saat ini.

4. Sasaran harus realistis (Realistic)
Dalam hidup, kita memang harus bisa bersikap realistis, tetapi inipun sifatnya sangat individual sekali. Realistis buat seseorang, belum tentu realistis bagi orang lainnya. Demikian juga halnya dengan membuat suatu sasaran sukses. Contoh di atas dengan membuat rencana membuka bengkel mobil tersebut, mungkin itu realistis bagi Anda, tetapi bagi saya mungkin tidak. Jadi jika dalam membuat sasaran, Anda harus sudah merasakan sebuah kepastian diri, bahwa sasaran tersebut realistis bagi Anda. Jika Anda rasa itu realistis bagi Anda, teruskanlah itu; jika tidak, gantilah dengan sasaran lainnya yang lebih realistis dan sesuai dengan kapasitas potensi diri Anda.

5. Sasaran harus punya target waktu pencapaiannya (Time based)
Target waktu dalam usaha mencapai suatu sasaran adalah sangat penting. Jika Anda belum membuat dan memastikan kapan sasaran tersebut harus Anda capai, maka Anda akan punya kecenderungan mengulur-ulur waktu lebih lama lagi untuk mencapainya. Misalnya saja dalam hal rencana membuka bengkel mobil tadi, tidak Anda tentukan kapan sebaiknya harus Anda buka bengkel mobil Anda, tidak Anda pastikan dengan jelas kapan harus memulainya; maka Anda tidak akan mencapai garis finis dari sasaran keinginan Anda dalam waktu lama sekali, bahkan mungkin Anda tidak akan pernah mencapainya. Jadi penetapan target waktu pencapaian suatu sasaran memang mutlak harus Anda tentukan dan pastikan, jika Anda tidak ingin berputar-putar saja. Dengan adanya target waktu, maka Anda bisa mengevaluasi sampai sejauh mana tindakan Anda menuju sasaran-sasaran yang sudah Anda tetapkan.

6. Sasaran harus menyenangkan (Exciting)
Dalam bertindak atau melakukan sesuatu untuk menggapai cita-cita, sebaiknya Anda harus merasa nyaman, enak dan menyenangkan. Sehingga tindakan Anda akan benar-benar menghasilkan "hasil" seperti yang Anda kehendaki. Seperti yang dikatakan oleh Thomas Alva Edison, "Saya tidak pernah bekerja, melainkan hanya kesenangan". Coba Anda bayangkan, seandainya Thomas Alva Edison dalam menciptakan bola lampu pijar tidak merasa "bersenang-senang", maka bola lampu itu tidak akan pernah ada, dan kita hidup dengan penerangan seadanya, mungkin hanya dengan "obor atau lilin". Jika dalam berusaha Anda tahu pasti tujuan dan sasaran Anda, maka Anda akan mencapai hasil terbaik, karena potensi diri Anda akan dibangkitkan oleh kekuatan pikiran super Anda. Begitu pikiran Anda bisa menerima sasaran-sasaran yang Anda buat dengan rasa senang, maka itu pasti menuntun dan memastikan Anda menuju cita-cita Anda.

7. Sasaran harus dilengkapi dengan imbalan / hadiah buat Anda (Reward)
Seperti halnya suatu lomba atau pertandingan, yang selalu memberikan imbalan atau hadiah kepada pemenangnya; demikian juga dengan kerja Anda dalam meraih sasaran-sasaran Anda sendiri; harus Anda tetapkan juga suatu imbalan atau hadiah atas prestasi kerja Anda yang berhasil Anda capai. Memberikan imbalan untuk diri sendiri sungguh penting untuk memacu "semangat bertanding" Anda dalam meraih sasaran-sasaran yang sudah Anda tetapkan. Sebaiknya Anda juga menetapkan hadiah atau imbalan itu yang paling Anda inginkan atau sangat menarik hati Anda untuk mempunyainya, tidak penting apakah hadiah itu mahal atau murah; paling penting di sini adalah Anda harus ada keinginan memperoleh hadiah atas prestasi Anda.

Jadi jika Anda ingin cepat tiba di "garis finis" sasaran-sasaran yang telah Anda tetapkan, serta tetap berada di dalam kerangka dan jalur yang Anda buat, sebaiknya Anda berpatokan pada SMARTER ini, sebagai acuan atau tolok ukur untuk menguji, apakah dalam membuat sasaran-sasaran itu sudah cocok bagi diri Anda sendiri. Sasaran apapun yang Anda buat, buatlah dengan "lebih cerdas", mengaculah pada SMARTER tersebut. Buatlah selalu sasaran-sasaran Anda sendiri dengan pertimbangan pemikiran yang lebih cerdas atau "smarter".

By: Wuryanano
Sphere: Related Content

Proses Kreatif Berwiraswasta

Kita berani berpikir kreatif, itu berarti kita sudah berani mengambil resiko.

Salah satu tugas kita sebagai pengusaha, selain memiliki keterampilan interpersonal, leadership, dan managerial, juga harus mampui melakukan tugas kreatif. Saya yakin, selama pengusaha itu kreatif, maka usahanya akan tetap eksis dan berkembang maju.

Jadi intinya, menjadi pengusaha itu memang harus kreatif. Seolah tiada hari tanpa kreativitas. Karena itulah, kini saatnya kita untuk terus kreatif. Ini mengingatkan macam usaha di Indonesia belum sebanyak di Amerika Serikat ataupun di negara lain. Di Amerika Serikat misalnya, ada bisnis menyewakan pakaian dan perlengkapan bayi. Jadi sebenarnya banyak macam usaha yang bisa kita kerjakan, asal kita mau kreatif.

Didalam kita memilih usaha juga harus kreatif. Begitu juga sewaktu kita menjalankan usaha juga harus kreatif. Maka, tak ada salahnya kalau suasana di perusahaan itu harus diciptakan iklim yang kondusif untuk kita kreatif. Ide-ide kreatif yang semula tak pernah kita pikirkan, akan cenderung muncul.

Hanya saja memang kratif itu memerlukan proses, yakni proses kreatif. Jadi pada awalnya, untuk kreatif itu perlu persiapan, meski secara tidak formal. Tinggal, bagaimana kita sendiri membuat suasana kerja itu kreatif.

Dalam prosesnya, ternyata kreatif itu juga membutuhkan konsentrasi kita. Padahal, yang mungkin terjadi pada saat kita melakukan konsentrasi adalah menemui hambatan atau jalan buntu. Sehingga akibatnya, kita tak bisa berbuat apa-apa, atau mengalami frustasi. Dan, sebenarnya frustasi itu merupakan bagian dari proses kreatif itu sendiri.

Dalam kondisi inilah, menurut saya, sebaiknya kita tidak menyerah atau putus asa. Jangan berhenti sampai di situ. Tapi, kita harus yakin, bahwa pada saatnya nanti wawasan atau iluminasi akan muncul. Kemudian, kita melewati proses kreatif berikutnya, yaitu inkubasi atau pengendapan masuk ke alam bawah sadar. Pada saatnya, yaitu pada kondisi yang tidak disengaja, bisa saja muncul iluminasi. Itu artinya ide kreatif kita telah kita temukan.

Lantas yang perlu kita jalankan adalah mengolah atau menjalankan ide kreatif itu menjadi nyata, demi kemajuan bisnis kita. Bahkan menurut saya, untuk memberikan kepuasan pada pelanggan, kita pun harus menggunakan pendekatan yang kreatif. Termasuk juga bagaimana kita mencari modal atau dana untuk pengembangan usaha, peningkatan kegiatan produksi, perbaikan desain, pemasaran, dan lain sebagainya. Oleh karena itulah, orang kreatif itu sebenarnya adalah sama dengan orang yang berani mengambil resiko. Hanya tinggal seberapa besar sebenarnya kualitas kreativitas itu akan mempengaruhi resiko usaha yang dijalankan.

Bahkan, saya berpendapat, bahwa seseorang yang berani berpikir kreatif, berarti dia sudah berani mengambil resiko. Dan saya yakin, hanya pengusaha yang berani mengambil resiko itulah yang usahanya dapat berkembang maju, baik untuk saat ini ataupun untuk masa depan.***


by: Purdie Chandra
Sphere: Related Content
Ada pepatah mengatakan, kegagalan adalh kesuksesan yang tertunda, sebenarnya kegagalan dan kesuksesan hanyalah sebuah pilihan dan hanya kitalah yang berhak untuk menentukan apa yang terbaik untuk kita.

Siapa yang ingin sukses? Kelihatannya ini adalah pertanyaan yang mudah dijawab tetapi sangat sukar dilaksanakan. Secara umum sukses dapat diartikan sebagai level tertentu dari suatu status sosial, atau pencapaian dari suatu tujuan, lawan dari kegagalan.

Karena tidak semua orang sukses sehingga banyak yang percaya bahwa orang sukses adalah orang yang memang dilahirkan untuk berhasil. Sudah garis tangannya untuk berhasil sehingga apapun yang dikerjakan memberikan hasil yang luar biasa. Orang yang memang digariskan untuk gagal apapun yang dikerjakan tidak akan berhasil. Padahal hal seperti itu adalah mitos yang salah.

Albert E. Gray, memiliki kata-kata motivational yang sangat terkenal.
Pertama, semua orang sukses punya kebiasaan melakukan hal-hal yang enggan dilakukan oleh mereka yang gagal. Sebenarnya orang sukses merasakan pula keengganan itu, tetapi kekuatan tekad mereka mampu mengalahkannya.

Kedua, orang-orang sukses memiliki sikap dan cara berfikir berbeda dengan orang kebanyakan. Inilah yang membuat mereka mampu bersaing. Sebenarnya pada saat seseorang dilahirkan, tidak ada yang langsung menjadi orang sukses atau pemimpin. Jadi pada awalnya semua bayi memiliki hal-hal yang sama yang dimiliki oleh yang lain.

Ketiga, orang-orang sukses memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan mampu beradaptasi dengan dunia yang baru, dan cepat-cepat belajar mengenal sesuatu yang baru. Bedanya, orang sukses dengan konsisten melakukannya tetapi orang yang gagal cenderung tidak memelihara apalagi mengasah sehingga lama-kelamaan potensi tersebut menghilang.

Apakah sukses dapat diraih semua orang ? Tidak seorangpun yang langsung tiba di puncak tangga sukses tanpa melalui posisi seperti apa yang kebanyakan orang atau anda dan saya mungkin sedang hadapi saat ini.Sukses itu bisa diraih oleh semua orang.


(sumber: majalah wirausaha dan keuangan)
Sphere: Related Content
Teori bisnis mengatakan, bahwa sebelum memulai bisnis kita harus menata segalanya dan persiapkan serapi mungkin baru kemudian berjalan. Namun jika hal tersebut membuat Anda menjadi banyak berpikir dan banyak berhitung yang akibatnya menjadikan nyali bisnis Anda menciut, saya sarankan sebaiknya mulai dulu dan ditata kemudian. Artinya Anda harus memulai bisnis sebisa Anda (asal jalan dulu) setelah itu baru diatur manajemennya. Apa saja yang harus diatur ?

· Masalah Keuangan, jika disaat-saat awal Anda belum memiliki pembukuan yang bagus, segeralah dibuat pada saat usaha sudah berjalan. Jika perlu Anda bisa meminta bantuan praktisi akuntasi yang ada.
· Masalah SDM, segeralah atur hak dan kewajiban yang menyangkut karyawan. Ingatlah bahwa karyawan itu adalah asset yang harus dijaga.
· Masalah Produksi, seiring dengan makin banyaknya pesanan, Anda harus mulai mengatur proses produksi sebaik mungkin.
· Masalah Pemasaran, buatlah sistem pemasaran yang lebih baik (tertata rapi, terencana dan terukur).
· Masalah Perijinan, jika memungkinkan uruslah perijinan usaha sebelum usaha tersebut dijalankan, namun jika tidak memungkinkan bisa saja Anda jalan duluan dan kemudian mengurusnya kemudian. Setidaknya Anda harus memiliki dokumen-dokumen sebagai berikut:
a. Surat Keterangan Domisili yang bisa didapatkan di kelurahan setempat.
b. Akta Notaris untuk UD, CV, Firma atau PT yang Anda dirikan. Biasanya akta notaris juga dilegalisasi oleh Pengadilan Negeri Setempat.
c. Pengurusan Badan Hukum dari Menteri Hukum & Perundang-undangan.
d. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang bisa diurus di kantor pelayanan pajak setempat)
e. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dari Departemen Perdagangan setempat
f. Jika diperlukan daftarkan perusahaan Anda ke asosiasi yang bisa mendukung kemajuan bisnis Anda, misalnya Asosiasi Waralaba Indonesia, Gabungan Penyelenggara Konstruksi Indonesia dan berbagai asosiasi yang lain.

sumber: Cak Eko
Sphere: Related Content
Bagus adalah Musuh Hebat !

Jim Collins : Good To Great
Ini konsep yang sangat sederhana, tapi anda akan heran megetahui betapa seringnya para tokoh papan atas dunia - wiraswasta, profesional, pendidik, dan pemimpin masyarakat - terjebak dalam berbagai proyek, situasi, dan peluang yang hanya bagus, sementara yang hebat diabaikan, menunggu diberi tempat dalam kehidupan mereka. Kenyataannya, memusatkan perhatian hanya pada yang bagus sering menghalangi kemunculan yang hebat, karena tidak ada lagi waktu yang tersisa dalam jadwal kita untuk memanfaatkan kesempatan tambahan.

Apakah seperti ini situasi anda - selalu mengejar prospek menengah atau menekuni skema kesuksesan yang keliru ketika anda bisa memperjuangkan berbagai peluang untuk mencapai kesuksesan yang menakjubkan?

Prinsip Pareto: Ketika 20% = 80%

Jika anda meneliti kehidupan anda dan menuliskan semua kegiatan yang memberi anda kesuksesan terbesar, keuntungan finansial terbanyak, kemajuan tertinggi, dan kenikmatan terdalam, anda akan melihat bahwa sekitar 20% dari kegiatan anda menghasilkan sekitar 80% dari kesuksesan anda.

Fenomena itu merupakan dasar prinsip Pareto, yang dinamai sesuai pakar ekonomi abad 19 yang menemukan bahwa 80% dari pemasukan sebuah perusahaan berasal dari 20% pelanggannya.

Berhenti Melakukan Hal-Hal Kecil

Alih-alih mengabdikan diri anda dan waktu anda pada kegiatan biasa, yang tidak produktif dan menghabiskan waktu, coba anda bayangkan betapa cepatnya anda bisa mencapai tujuan anda dan memperbaiki kehidupan anda jika anda berkata “tidak” pada berbagai kegiatan yang menghabiskan waktu, serta sebagai gantinya memusatkan perhatian pada ke 20% kegiatan yang akan memberi anda hasil terbesar?

Bagaimana jika daripada menonton televisi, menjelajahi internet tanpa tujuan, melakukan hal-hal yang tidak perlu, dan menangani berbagai masalah yang sebenarnya bisa anda hindari, anda menggunakan waktu tambahan untuk terfokus kepada keluarga anda, pernikahan anda, bisnis anda, memulai aliran penghasilan baru, dan kegiatan membangun lain?

Awal Berbatu Sylvester “Rocky” Stallone

Sylvester Stallone tahu cara berkata “tidak” pada yang bagus. Setelah menyelesaikan skenario “Rocky” yang pertama, Stallone bertemu beberapa produser yang tertarik menjadikannya film. Tapi meskipun itu saja akan sudah menghasilkan banyak uang bagi Stallone, ia besikeras memainkan peran utamanya juga. Meskipun beberapa aktor lain, seperti James Caan, Ryan O’Neal, dan Burt Reynolds, dipertimbangkan untuk berperan sebagai Rocky Balboa, Stallone mengatakan “tidak”.

Dan setelah menemukan sponsor yang bersedia membiayai anggaran kecil di bawah 1 juta dollar, Stallone selesai membuat film itu di lokasi hanya dalam waktu 28 hari.

“Rocky” menjadi hit pada tahun 1976, menghasilkan lebih dari 225 juta dollar dan meraih piala Oscar untuk film serta sutradara terbaik, di samping nominasi aktor serta skenario terbaik untuk Stallone, yang sepenuhnya mengendalikan peluang emasnya, dan mengubah Rocky Balboa - dan sesudahnya John Rambo - menjadi waralaba industri yang telah meraup penghasilan kotor di atas 2 miliar dollar di seluruh dunia.

Apa yang bisa muncul dalam kehidupan anda jika anda berkata “tidak” kepada yang bagus?

mungkinkah pekerjaan/penghasil an anda saat ini bagus, mungkinkah saat ini kesehatan anda bagus, mungkinkah hubungan social anda saat ini bagus, atau mungkinkah saat ini kualitas hidup anda sudah bagus ??

Jika sudah bagus itu baik, tapi ingat selalu lakukan yang hebat.. selalu Think Big !, jangan hanya karena sudah enak sedikit anda jadi malah untuk meningkatkan standar kita..selalu terus tingkatkan standar hidup anda..orang-orang yang Think Big akan selalu mengalami percepatan dalam hidupnya.. karena mereka tidak cepat puas dengan keadaan yang seperti itu-itu saja..

mereka haus akan improvement


Bagaimana Cara Menentukan Apa Yang Benar-benar Hebat, Supaya Anda Bisa Berkata “Tidak” Pada Apa Yang Sekedar Bagus?

1. Mulailah dengan mendaftar prioritas anda - satu sisi halaman untuk yang bagus dan sisi lain untuk yang hebat.

Melihat pilihan secara tertulis akan membantu menjernihkan pikiran anda dan menentukan pertanyaan apa yang harus diajukan, informasi apa yang harus dikumpulkan, apa strategi serangan anda, dan seterusnya. Cara itu akan membantu anda memutuskan apakah sebuah peluang benar-benar sesuai dengan keseluruhan tujuan serta hasrat kehidupan anda atau apakah itu hanya godaan kehidupan yang berusaha mengalihkan anda dari jalan yang anda pilih.

2. Mintalah saran penasihat tentang proyek baru yang berpotensi itu.

Orang-orang yang sudah pernah menjalaninya sebelum anda pasti punya pengalaman luas untuk dibagikan dan pertanyaan-pertanya an jitu untuk diajukan tentang peluang kehidupan baru yang sedang anda pertimbangkan. Mereka bisa berbicara kepada anda tentang berbagai tantangan yang akan menghadang dan membantu anda menilai faktor kerepotannya - yaitu berapa banyak waktu, uang, usaha, tekanan, dan komitmen yang akan diperlukan.

3. Lakukan pengujian.

Daripada begitu saja yakin bahwa peluang baru itu akan berjalan sesuai harapan anda, lakukan tes kecil, dengan menggunakan sejumlah kecil waktu serta uang. Jika yanganda minati adalah karir baru, pertama-tama carilah pekerjaan paruh waktu atau kontrak konsultan lepas dalam bidang itu. Jika hal itu merupakan sebuah langkah besar atau proyek sukarela, upayakan anda melakukan perjalanan selama beberapa bulan ke lokasi impian anda atau cari cara-cara untuk terlibat dalam kerja sukarela itu selama beberapa minggu.

4. Dan akhirnya, teliti di mana anda menggunakan waktu anda.

Tentukan apakah semua kegiatan itu benar-benar bermanfaat bagi tujuan anda atau apakah berkata “tidak” akan membebaskan jadwal anda untuk kegiatan yang lebih terfokus.

5. Siapkan Mental Anda Untuk Berkata Tidak !

by; peter kohar
Sphere: Related Content
Cobalah amati kendaraan yang melintasi jalan raya. Pasti, mata Anda selalu terbentur pada Honda, baik berupa mobil maupun motor. Merk kendaran ini menyesaki padatnya lalu lintas, sehingga layak dijuluki "raja jalanan".

Namun, pernahkah Anda tahu, sang pendiri "kerajaan" Honda - Soichiro Honda - diliputi kegagalan. Ia juga tidak menyandang gelar insinyur, lebih-lebih Profesor seperti halnya B.J. Habibie, mantan Presiden RI. Ia bukan siswa yang memiliki otak cemerlang. Di kelas, duduknya tidak pernah di depan, selalu menjauh dari pandangan guru. "Nilaiku jelek di sekolah. Tapi saya tidak bersedih, karena dunia saya disekitar mesin, motor dan sepeda," tutur tokoh ini, yang meninggal pada usia 84 tahun, setelah dirawat di RS Juntendo, Tokyo, akibat mengindap lever.

Saat merintis bisnisnya Soichiro Honda selalu diliputi kegagalan. Ia sempat jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari kuliah. Namun ia trus bermimpi dan bermimpi...

Kecintaannya kepada mesin, mungkin 'warisan' dari ayahnya yang membuka bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko, Jepang Tengah, tempat kelahiran Soichiro Honda. Di bengkel, ayahnya memberi cathut (kakak tua) untuk mencabut paku. Ia juga sering bermain di tempat penggilingan padi melihat mesin diesel yang menjadi motor penggeraknya.

Di situ, lelaki kelahiran 17 November 1906, ini dapat berdiam diri berjam-jam. Di usia 8 tahun, ia mengayuh sepeda sejauh 10 mil, hanya ingin menyaksikan pesawat terbang.

Ternyata, minatnya pada mesin, tidak sia-sia. Ketika usianya 12 tahun, Honda berhasil menciptakan sebuah sepeda pancal dengan model rem kaki. Tapi, benaknya tidak bermimpi menjadi usahawan otomotif. Ia sadar berasal dari keluarga miskin. Apalagi fisiknya lemah, tidak tampan, sehingga membuatnya rendah diri.

Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke Jepang, bekerja Hart Shokai Company. Bosnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara kerjanya. Honda teliti dan cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang mencurigakan, setiap oli yang bocor, tidak luput dari perhatiannya. Enam tahun bekerja disitu, menambah wawasannya tentang permesinan. Akhirnya, pada usia 21 tahun, bosnya mengusulkan membuka suatu kantor cabang di Hamamatsu. Tawaran ini tidak ditampiknya.

Di Hamamatsu prestasi kerjanya tetap membaik. Ia selalu menerima reparasi yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat memperbaiki mobil pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu, jam kerjanya larut malam, dan terkadang sampai subuh. Otak jeniusnya tetap kreatif. Pada zaman itu, jari-jari mobil terbuat dari kayu, hingga tidak baik meredam goncangan. Ia punya gagasan untuk menggantikan ruji-ruji itu dengan logam. Hasilnya luarbiasa. Ruji-ruji logamnya laku keras, dan diekspor ke seluruh dunia. Di usia 30, Honda menandatangani patennya yang pertama.

Setelah menciptakan ruji, Honda ingin melepaskan diri dari bosnya, membuat usaha bengkel sendiri. Ia mulai berpikir, spesialis apa yang dipilih? Otaknya tertuju kepada pembuatan Ring Pinston, yang dihasilkan oleh bengkelnya sendiri pada tahun 1938. Sayang, karyanya itu ditolak oleh Toyota, karena dianggap tidak memenuhi standar. Ring buatannya tidak lentur, dan tidak laku dijual. Ia ingat reaksi teman-temannya terhadap kegagalan itu. Mereka menyesalkan dirinya keluar dari bengkel.

Kuliah

Karena kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan kemudian, kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya. Tapi, soal Ring Pinston itu, belum juga ada solusinya. Demi mencari jawaban, ia kuliah lagi untuk menambah pengetahuannya tentang mesin. Siang hari, setelah pulang kuliah - pagi hari, ia langsung ke bengkel, mempraktekan pengetahuan yang baru diperoleh. Setelah dua tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena jarang mengikuti kuliah.

"Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan, melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum makanan dan pengaruhnya," ujar Honda, yang gandrung balap mobil. Kepada Rektornya, ia jelaskan maksudnya kuliah bukan mencari ijasah. Melainkan pengetahuan. Penjelasan ini justru dianggap penghinaan.

Berkat kerja kerasnya, desain Ring Pinston-nya diterima. Pihak Toyota memberikan kontrak, sehingga Honda berniat mendirikan pabrik. Eh malangnya, niatan itu kandas. Jepang, karena siap perang, tidak memberikan dana. Ia pun tidak kehabisan akal mengumpulkan modal dari sekelompok orang untuk mendirikan pabrik. Lagi-lagi musibah datang. Setelah perang meletus, pabriknya terbakar dua kali.

Namun, Honda tidak patah semangat. Ia bergegas mengumpulkan karyawannya. Mereka diperintahkan mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh kapal Amerika Serikat, digunakan sebagai bahan mendirikan pabrik. Tanpa diduga, gempa bumi meletus menghancurkan pabriknya, sehingga diputuskan menjual pabrik Ring Pinstonnya ke Toyota. Setelah itu, Honda mencoba beberapa usaha lain. Sayang semuanya gagal.

Akhirnya, tahun 1947,setelah perang Jepang kekurangan bensin. Di sini kondisi ekonomi Jepang porak-poranda. Sampai-sampai Honda tidak dapat menjual mobilnya untuk membeli makanan bagi keluarganya. Dalam keadaan terdesak, ia memasang motor kecil pada sepeda. Siapa sangka, "sepeda motor" - cikal bakal lahirnya mobil Honda - itu diminati oleh para tetangga. Mereka berbondong-bondong memesan, sehingga Honda kehabisan stok. Disinilah, Honda kembali mendirikan pabrik motor. Sejak itu, kesuksesan tak pernah lepas dari tangannya. Motor Honda berikut mobinya, menjadi "raja" jalanan dunia, termasuk Indonesia.

Soichiro Honda mengatakan, janganlah melihat keberhasilan dalam menggeluti industri otomotif. Tapi lihatlah kegagalan-kegagalan yang dialaminya. "Orang melihat kesuksesan saya hanya satu persen. Tapi, mereka tidak melihat 99% kegagalan saya", tuturnya. Ia memberikan petuah ketika Anda mengalami kegagalan, yaitu mulailah bermimpi, mimpikanlah mimpi baru dan berusahalah untuk merubah mimpi itu menjadi kenyataan.

Kisah Honda ini, adalah contoh bahwa Suskes itu bisa diraih seseorang dengan modal seadanya, tidak pintar di sekolah, ataupun berasal dari keluarga miskin. Jadi buat apa kita putus asa bersusah hati merenungi nasib dan kegagalan. Tetaplah tegar dan teruslah berusaha, lihatlah Honda sang “Raja” jalanan.

5 Resep keberhasilan Honda:

1. Selalulah berambisi dan berjiwa muda.
2. Hargailah teori yang sehat, temukan gagasan baru, khususkan waktu memperbaiki produksi.
3. Senangilah pekerjaan Anda dan usahakan buat kondisi kerja Anda senyaman mungkin.
4. Carilah irama kerja yang lancar dan harmonis.
5. Selalu ingat pentingnya penelitian dan kerja sama.

by: Purdie Chandra
Sphere: Related Content
Apakah yang dimaksud dengan comfort zone? tidak lain adalah zona/area dimana seseorang hidup dengan nyaman. Jadi apa bahaya dari hidup dalam comfort zone ini? Seseorang haruslah menyadari kondisi dimana ia hidup dengan nyaman, terkadang apa yang menjadi 'comfort zone' merupakan kondisi yang tidak menguntungkan dan bahkan jauh di bawah standar.

Mari kita lihat contoh ekstrem mengenai comfort-zone ini,seorang pengemis yang telah terbiasa tinggal di area pembuangan sampah (yang jelas jauh dari kondisi higienis dan kelayakan), menolak keras upaya pemerintah yang akan merelokasinya ke penampungan secara cuma-cuma yang kondisinya jauh lebih baik, karena ia tidak mau keluar dari comfort-zone-nya dimana ia telah terbiasa dengan kondisi negatif dan tidak menguntungkan.

Contoh sederhana lain adalah, dimana sebuah keluarga yang tinggal di sisi rel kereta api ataupun dekat landasan pacu pesawat, tidak merasakan kebisingan yang terjadi secara rutin karena mereka telah terbiasa dengan berbagai kondisi yang bagi orang lain bisa merupakan kondisi yang tidak nyaman.

Kini kembali pada hidup kita, mari coba telaah kondisi hidup yang memberikan kenyamanan, apakah kenyamanan tersebut sudah memenuhi standar yang memadai dan layak dipertahankan? Mungkin ada rekan kita yang sangat puas dan nyaman dengan pendapatan sedikit di atas UMR, ada pula yang merasa nyaman dengan berbagai kebiasaan buruk yang merugikan, termasuk
pola kesehatan yang buruk, dan lain sebagainya. Ada saat di dalam hidup kita, dengan melangkah keluar dari comfort-zone kita, mengambil sedikit resiko untuk peningkatan kualitas berbagai aspek hidup untuk masa depan secara permanen.

Harap diketahui bahwa kebanyakan orang sukses adalah orang-orang yang secara konsisten bersedia untuk terus keluar dari comfort zone mereka untuk peluang yang lebih baik.

Selamat merenungkan dan menyadari kualitas zona kenyamanan Anda.
Sphere: Related Content

ROI Waktu & Ilmu

Bagi para pebisnis rumus Return of Investment (ROI) selalu diperhitungkan agar modal yang diinvestasikan bisa diukur tingkat pengembaliannya dan biasanya para pebisnis juga mengukur dengan ukuran Break Efent Point (BEP).

Dan apakah investasi waktu dan ilmu juga ada perhitungannya ?, yang jelas sampai dengan saat ini saya belum menemukan standar baku rumus untuk mengukur keduanya, namun agar hidup kita yang singkat ini lebih bermakna, maka alangkah baiknya agar kita mampu mengelola investasi waktu dan ilmu dengan sebaik-baiknya.

Untuk investasi waktu minimal ada beberapa kriteria yang bisa kita capai, yaitu :

1. Tidak perlu banyak teman, lebih baik sedikit teman namun produktif.

2. Carilah Lingkungan yang tepat.

3. Tidak perlu banyak komunitas, lebih baik sedikit komunitas namun produktif.

Dan untuk investasi ilmu minimal ada beberapa kriteria yang bisa kita capai, yaitu :

1. Berpegangan pada Hadits Nabi, ilmu adalah cahaya. Dan ilmu yang tidak diamalkan (di action) bagaikan pohon yang tidak berbuah.

2. Pelajari ilmu yang meningkatkan produktivitas dan yang memberikan kontribusi untuk kita.

Dan apakah ada rumus baku ROI waktu dan ilmu ?, barangkali sudah ada para ahli yang merumuskannya ataukah tidak perlu dirumuskan ?.

Namun kita harus mempertimbangkan keterbatasan waktu (termasuk umur) yang sudah dijatahkan oleh Tuhan kepada kita dan keterbatasan otak kita dalam penguasaan ilmu pengetahuan.

Salam,

Adib M
Sphere: Related Content
Semua orang pasti ingin menjadi kaya dan hidup berkelimpahan. Sebenarnya kita semua mempunyai hak yang sama untuk mendapatkannya. Anda bisa kaya secara material maupun spiritual dengan mengaktifkan dan menciptakan faktor kekayaan dalam diri Anda, diantaranya :

1. Realize your potential (menyadari potensi Anda). Setiap individu dilahirkan dengan potensi dan bakat tersendiri, yang paling penting yaitu kita harus menyadari potensi diri kita sendiri..

sehingga bisa mengembangkannya menjadi keunggulan pribadi kita. dengan menyadari potensi dan bakat kita itu adalah faktor kekayaan yang paling utama yang bisa kita kembangkan menjadi apa saja yang kita inginkan.

2. Increase your level of service everyday in everyway. Meningkatkan pelayanan Anda setiap hari dengan segala cara. Dengan selalu memberikan pelayanan yang terbaik yang kita bisa dan senantiasa memberi yang lebih baik dalam apapun yang kita lakukan otomatis akan mendapatkan imbalan yang sepantasnya buat kita.

3. Challenge your skill with new activities and tasks. Menguji keterampilan Anda dengan melakukan kegiatan dan tugas baru. Senantiasa melakukan sesuatu diluar zona kebiasaan kita, dengan selalu mencoba kegiatan dan hal-hal baru kita akan banyak belajar dan secara langsung maupun tidak langsung akan meningkatkan kemampuan kita dalam menyelesaikan berbagai tantangan dalam situasi apapun.

4. Harmonise with people and the environment around. Menciptakan hubungan yang harmonis dengan orang-orang dan lingkungan Anda. Dalam melakukan apapun kita pasti selalu berhubungan dengan orang lain disekitar kita, oleh sebab itu kita harus selalu menghargai kepentingan orang lain dan menciptakan hubungan yang harmonis dengan mereka maupun dengan lingkungan sekitar kita sehingga apapun yang kita lakukan akan lebih bermakna.

Dengan mengaktifkan 4 faktor (unsur) kaya diatas, semua dari kita akan menjadi kaya secara jasmani maupun rohani, material maupun spiritual sehingga kita bisa menjadi orang kaya seutuhnya dan hidup lebih berprestasi serta harmonis dengan orang-orang dan lingkungan disekitar kita.

Salam Sukses, Sehat, Kaya & Bahagia !

By: Rudylim
Sphere: Related Content
Pelajaran tentang manajemen dan motivasi, kita tahu, tak hanya bisa kita reguk dari segudang konsep yang dilantunkan para pakar manajemen. Sebuah kisah tentang perjalanan kehidupan atau sepenggal cerita tentang petualangan acap justru membentangkan sederet proses pembelajaran yang amat kaya dan penuh nuansa.

Dan kisah yang sebentar lagi hendak saya hidangkan ke layar komputer Anda mungkin bisa memberikan proses pembelajaran yang penuh nuansa itu. Inilah sebuah kisah tentang perjalanan menaklukkan benua es Antartika. Sebuah pelajaran tentang motivasi dan tentang ketrampilan manajerial yang sungguh jenius. Juga sebuah kisah tentang heroisme, tentang spirit hidup, dan mungkin juga tentang perjuangan melawan maut. Maka, mari kita nikmati bersama sambil menyeduh hangatnya secangkir kopi ditengah rintik hujan yang terus merinai……

Pagi itu semburat sinar matahari berwarna keperakan baru saja berpendar…… Dan di pagi itu, tepat pada tanggal 14 Agustus 1914, sebuah kapal bernama Endurance melepas sauh dari galangan kapal di London, bergerak perlahan menuju benua tak terjamah bernama Benua Antartika. Inilah sebuah episode tentang perjalanan pertama manusia untuk menaklukkan benua di kutub paling utara Bumi ini. Sebuah perjalanan ambisius yang dipimpin oleh anak muda legendaris bernama Ernest Shackleton bersama 27 anak manusia yang amat sadar resiko yang akan dihadapinya.

Setelah menempuh perjalanan selama lima bulan menembus samudera dan membelah lautan luas, kapal itu mulai bergerak memasuki perairan benua Antartika. Dan persis di titik itulah, di tengah badai es dan suhu dibawah 15 derajat celcius, episode tragis dimulai : lautan bongkahan es yang terjal dan berton-ton beratnya menghantam lambung kapal, dan pelan-pelan merobohkannya. Jerit kepiluan membahana ditengah guyuran badai es yang tak mengenal ampun dan deburan ombak yang terus menggedor.

Ke-28 anak manusia itu akhirnya bisa bersandar di pantai es dengan hanya tiga sekoci dan bekal secukupnya. Mereka terdampar di tengah pantai es, ribuan km jaraknya dari kehidupan, tanpa peralatan komunikasi apapun (ingat, tahun itu belum ada satelit, juga belum ada helikopter dan pesawat terbang). Mereka terkapar ditengah lautan es yang tak berujung, ditemani gemuruh badai tanpa henti, dan segores senyum kecut untuk segera menyongsong………kematian.

Toh, lonceng kematian itu ternyata tak segera berdentang. Setelah melakukan analisa cuaca, Ernest Shackleton, sang leader, memutuskan agar mereka mesti menggelar kamp di pantai es itu untuk menunggu lautan es mencair – dan itu artinya mereka harus menunggu selama sekitar delapan bulan (duh!). Demikianlah, mereka lalu membuat kamp dari tiga sekoci yang diselamatkan dengan bekal makanan yang tersisa – plus berburu ikan disekeliling pantai untuk mengisi perut sehari-hari.

Selama delapan bulan itulah mereka hidup ditengah lautan es, terputus total dari peradaban, ditengah badai es yang selalu mengintai, dan empat bulan diantaranya tak secuilpun melihat sinar matahari. Ditengah suhu yang membeku itu, mereka harus terus menyalakan api semangat untuk bertahan hidup, meski pelan-pelan sinar api itu kian redup disapu deburan es yang tak pernah berhenti menerjang.

Namun, harapan semangat itu terus membara di dada sang leader, Ernest Shackleton. Setelah lautan es mulai mencair, ia memutuskan untuk mengajak lima orang anak buahnya berlayar menuju pulau terdekat guna mencari pertolongan. Jaraknya? 1200 km. Dengan apa mereka menuju pulau itu? Dengan salah satu sekoci yang berhasil diselamatkan. What?!! Bergerak 1200 kilometer menembus ganasnya laut kutub utara hanya dengan sekoci kecil sepanjang tujuh meter? Tak ada pilihan lain, ucap Ernest dengan penuh determinasi dan ketegasan.

Begitulah, di pagi yang terang itu, enam orang anak muda perlahan-lahan menaiki sekoci, bergerak menuju pulau terdekat di South Georgia. Selama 17 hari mereka kemudian bergerak membelah samudera, menembus kebekuan air es, dan ratusan kali dihempas gulungan ombak setinggi 7 meter. Hanya dengan sekoci kecil. Juga dengan nyala api kegigihan, semangat pantang menyerah, dan dengan sebongkah harapan untuk terus hidup…..

Mereka akhinya berhasil menaklukkan lautan itu, dan berhasil mencapai pemukiman terdekat untuk mencari pertolongan. Mereka segera mencari kapal untuk segera menjemput rekan-rekannya yang masih terdampar di pulau es ratusan kilometer jauhnya.

Dan benar, 22 rekannya juga menunggu dengan harap cemas : apakah mereka akan berhasil dijemput Ernest dkk atau dijemput ajal? Mereka sungguh berharap pada akhirnya bisa keluar dari pantai es yang pelan-pelan pasti akan membunuh mereka itu. Harapan mereka akhirnya terpenuhi, ketika di suatu petang, lamat-lamat mereka melihat sosok kapal di kejauhan. Mereka saling berpelukan, tanpa kata-kata…….hanya sesenggukan tangisan kecil yang terdengar, disela desiran angin yang membeku……

28 anak muda yang gagah berani itu akhirnya berhasil pulang kerumahnya masing-masing dengan selamat.

Lalu, pelajaran motivasi apa yang bisa dipetik dari drama krisis nan mendebarkan itu? Setidaknya terdapat dua aspek yang dengan jenius diperagakan oleh Ernest Shackleton selama mengelola anak buahnya dalam mengarungi drama itu.

Yang pertama adalah emotional stability yang kokoh. Dari kesaksikan para anak buahnya, selama dalam krisis yang mencekam itu, tak sekalipun Ernest pernah kehilangan emosi dan menunjukkan kepanikan. Atau marah dan menyalahkan keadaan atau anak buahnya. Ia tetap tenang, fokus pada solusi, dan memutuskan segalanya dengan kepala dingin.

Aspek yang kedua adalah ini : kemahiran untuk selalu memelihara harapan (hope) dan optimisme. Ditengah padang es yang membeku nan mematikan, apa lagi yang bisa dijejakkan selain keyakinan bahwa hidup masih layak untuk diteruskan? Dan itulah yang ada di kepala Ernest bahkan ketika himpitan badai dan gulungan ombak terus menggerus nyali keberaniannya. Keyakinan yang menghujam kuat bahwa kita pada akhirnya akan berhasil……...barangkali inilah energi maha dahsyat yang telah membawa Ernest dkk berhasil menaklukkan ganasnya lautan es.

Itulah dua aspek yang mungkin bisa kita petik. Kelak, ketika Anda menghadapi krisis dalam roda kehidupan Anda – apapun jenis krisis itu – maka ingatlah kisah dramatis ini, dan juga pelajaran yang terkandung didalamnya. Hadapi krisis itu dengan kepala dingin, dan jangan pernah biarkan harapan akan keberhasilan hilang terempas dari benak Anda. Hadapi tantangan hidup Anda dengan api kegigihan, semangat pantang menyerah, dan dengan sebongkah harapan untuk merebut kesuksesan. Sebab hanya dengan itu, perjalanan hidup Anda akan larut dalam buih keberhasilan dan tenggelam dalam samudera kemenangan.

sumber: strategi + manajemen
Sphere: Related Content
Di dalam proses kehidupan kita sebagai manusia, lebih-lebih bagi kita yang hidup di masyarakat luas dan yang sedang berjuang keras dalam menciptakan kualitas kehidupan yang lebih baik, sering kali dalam berhubungan dengan orang lain,kita menemui baik atau buruk dari perlakuan orang lain terhadap diri kita,sebaliknya kita terhadap orang lain, atau kita terhadap diri kita sendiri dan mereka terhadap mereka sendiri. Sikap-sikap demikian adalah hal yang sangat wajar dan alamiah sekali yang dapat terjadi pada hubungan antar munusia bagi siapa saja, kapan dan dimanapun kita berada.

Namun bila kita sadar sebagai manusia yang mempunyai pikiran sehat, yang dapat membedakan sikap mana yang baik dan buruk , mana yang positif dan negatif, mana yang konstruktif, dan destruktif, sikap mana yang bisa menyinggung , menyakiti dan sikap mana yang bisa menyenangkan orang lain,mana yang perlu dipertahankan, dipelihara dan dikembangkan terus menerus.

Sebagai manusia yang dapat mengerti, menyadari dan dapat berpikir jernih,jelas kita harus bisa memilih dan berani menentukan sikap, dengan segenap tenaga, waktu dan pikiran untuk tetap mengembangkan diri semaksimal yang dapat dilakukan dalam garis prinsip yang lebih baik dan positif.

Sepantasnya pula setiap saat untuk menyadari dan mengingatkan kita agar tetap tegar, berani, sabar dan ulet dalam menghadapi setiap problem, rintangan, kesulitan yang muncul, baik yang datang dari luar diri kita (external) , lebih-lebih yang datang dari dalam diri kita sendiri (internal). Kita harus mempunyai prinsip yang kuat dan mempunyai ketegasan terhadap diri sendiri.

Memang ini bukan hal yang mudah dilakukan, hanya lewat proses latihan demi latihan, belajar dan belajar yang ada dalam praktek kehidupan yang nyata. Lama kelamaan tentunya kita akan terbiasa untuk Tetap tegar menghadapi setiap kondisi yang menantang dan berupaya keras tetap Menjadi Yang Terbaik dalam situasi apapun.

Dengan demikian tidak hanya kita semakin dewasa dalam mengarungi kehidupan ini, yang pasti kualitas kehidupan kita akan semakin baik ,semakin sukses…sekaligus akan berpengaruh dan bermanfaat pula bagi orang lain.

Sekali lagi. Dengan segenap kekuatan . Untuk menjadi yang terbaik!


(Andrie Wongso, Motivator No.1 Indonesia)
Sphere: Related Content