Saturday, March 22, 2008

Pesan dalam sebuah DOA

Di suatu pagi yang cerah, pas di saat matahari mulai nongkrong di ufuk barat, udara sedang bersih-bersihnya untuk di hirup dan bunga mulai bermekaran...begitulah kata-kata para pujangga terkenal =) kira-kira begitulah sobat, pagi itu jam menunjukkan jam 8 lewat, wa kedatangan tamu yang tidak tahunya ia sobat wa, yaitu si mamen (sebut saja begitu) langsung aja dia membangunkan wa yang sedang asyik-asyiknya ngorok + ileran di ruangan TV =) "Man bangun man dah pagi juga, ngiler aja kerjanya!!! Wa butuh bantuan nih!" sambil menggoyangkan tubuh wa.


"Hmmmmmm...ada apa sih?"sahut wa yang masih dalam keadaan 1/2 nyawa. "Makanya lu bangun dulu!ntar wa omongin.."lalu wa terbangun dari ranjang tercinta, duduk sambil mencari-cari rokok. Dengan mata masih sayup-sayup, wa menyalakan rokok dan bertanya."Ada ape sih? wa lagi capek ni...semalam wa kurang tidur ni..."terang wa. "Mang lu tidur jam berapa man? tanyanya "jam 8! jawab wa singkat. "Weeeh!!! tidur jam 8 malam, mpe jam 8 pagi masih ketahuan molor? Dasar lu mang kebo man!? Katanya penuh ledek.."Hehehe...biar kebo juga berguna men!" cengir wa mbil nguap di terusin nyeruput kopi yang ada di meja samping wa, yang di buat emak tersayang yang aslinya sih wat babeh tercinta. Wa sikat aja =)


"Gini man...lu tau kenapa doa-doa bisa g terkabul?" tanyanya langsung ke inti masalah. "Tumben lu tanya kaya gitu" tanya wa sambil melirik kearahnya "Masalah ciantika (nyamaran) ya?! tebak wa. Dia cengar-cengir aja mbil lanjutin pertanyaannya"Iye...lu taukan wa kesengsem ma doi..tiap hari wa berdoa terus buat dapetin doi. Wa dah coba cara begini-begitu hasilnya tetap aja dia nyuekkin wa!!! Wa jadi Stress nie, pengen peletin dia aja man! curhatnya begitu. "Hahaha...sadis bener lu" ledek wa. "Biarlah man."sahutnya dengan nada lemes lalu terdiam...dan bertanya lagi kali ini dengan nada penuh keseriusan dia berkata "Apa masalahnya hati wa kotor ya man. Mpe-mpe doa wa ga’ terkabul?? itu tu...yang kaya di buku agama?!” tanyanya begitu. "Bisa jadi kemungkinannya begitu...Apa lagi pikiran lu selalu ngerees gitu!!!" wa tunjukin jari telunjuk wa ke kepalanya. "Sialan lu!!! kaya lu kagak pernah ngeres. Apa lu kagak sadar, ya man? Lagi 'nyak babeh gue lagi ayik-asyik nonton, eh lu langsung aja jagring di depan tv begitu liat ada cewek cakep di TV! Mana kagak misi-misi lagi! Sewotnya dengan muka di tekuk-tekuk."Hehehe...."wa cengar-cengir aja."Jadi gimana menurut lu man?"melanjut pertanyaannya yang belum terjawab tadi. "Kemungkinan terbesar ya itu...yang di bilang dalam tiap buku agama. Tapi jika lu merasa bahwa lu baik-baik aja, gak merasa berbuat melebihi dari batas yang ada. Ya lu tenang aja....Kemungkinan besarnya kita harus tahu & pahami "Apa makna pesan dari doa yang kita sampaikan/panjatkan itu" men? Jawab wa dengan nada pelan. "Maksud lu???"tanyanya keheranan. "Lu lihat tu tulisan yang tertempel di kulkas.."kata wa menunjukkan pada kertas yang tertempel di kulkas...tulisannya seperti ini :


"Ketika ku mohon kepada Allah kekuatan, Allah memberiku kesulitan agar aku menjadi kuat."

"Ketika kumohon kepada Allah kebijaksanaan, Allah memberiku masalah untuk kupecahkan."

"Ketika ku mohon kepada Allah kesejahteraan, Allah memberiku akal untuk berpikir."

"Ketika ku mohon kepada Allah keberanian, Allah memberiku kondisi bahaya untuk kuatasi"

"Ketika ku mohon kepada Allah sebuah cinta, Allah memberiku orang-orang bermasalah untuk kutolong."

"Ketika kumohon kepada Allah bantuan, Allah memberiku kesempatan."

"Aku tak pernah menerima apa yang ku pinta. Tapi aku menerima apa yang kubutuhkan"

Doa'ku terjawab sudah "(from majalah Tarbawi)


"Dan sesudahnya itu mestinya di iringi dengan ucapan "Terima Kasih Ya Allah"..." lanjut wa lalu teman wa terdiam. Terus wa lanjutkan lagi cuap-cuapnya "Seringkali, kita mendengar bahwa Allah menjawab doa kita dengan jawaban "TIDAK!". Dan seringkali pula kita salah memaknainya, dengan benar-benar yakin tidak di beri, tidak di kabulkan, tidak di kasih oleh-Nya. Inilah masalahnya...kita selalu berprasangka yang tidak-tidak, baik kepada sesama, dunia ini dan terlebih kepada Tuhan sendiri."


"Hmmm..benar juga..terus bagai mana kita seharusnya memaknainya man? tanyanya lagi...
"Ya tentu aja dengan yang baik-baiklah!!" sewot wa
"Oh iya ya" sahutnya sambil cengar-cengir kaya kebo baru dicunguk hidungnya
"Percayakan saja, Allah akan memberi, mengabulkan dan mengasih apa yang kita pinta."ujarku memberikan semangat. "Lha yang dengan jawaban "Tidak" itu bagaimana?" katanya lagi


""TIDAK" itu dalam artian Allah menjawab begini "Tidak...tidak sekarang hamba-Ku. Harapan yang kau pinta kepada-Ku. Itu engkau yang membangunnya sendiri. Aku hanya memberikan apa-apa untuk mencapai harapanmu." Ngertikan maksudnya men?? tanya wa sambil menyalakan rokok yang tadi sempat mati "Belum sih terangin dong, man?" kali ini penuh rasa antusias ingin tahu.


"Begini...Kita itu seperti membangun sebuah Rumah Harapan. Dan Allah adalah penyedia bahan bangunannya (Alam Sekitar). Kita tinggal memesan kepada Allah apa-apa saja yang kita butuhkan. Setelah bahan bangunan tersedia. Kini tinggal kita...(sambil menunjukkan jari ke diri wa sendiri) ingin membangun rumah harapan seperti apa? bagaimana gambarnya? seberapa besar? seberapa luas? seberapa kuat dan kokohnya bangunan rumah harapan kita? dan siapa-siapa saja yang akan membangun rumah harapan kita? Dan jelas diselipkan makna Gotong-Royong di sini. Kita kan tau men, mana bisa kita membangun rumah seorang diri.? Benarkan? tanya ku dan dia hanya mengangguk kepalanya tanda setuju dengan ucapan wa.


1. Awalnya adalah kita punya tanah. Yaitu bakat yang ada di dalam diri kita.
2. Gambaran (visualisasi) seperti apa harapan/impian/cita-cita yang kita mau
3. Arsitek, perancang bangunan rumah harapan (dari Rencana, Strategi, Tips&Trik, dll)
4. Bahan bangunannya. Alat-alat yang akan di butuhkan
5. Orang yang akan membantu itu siapa saja


Kesemuanya ini nanti harus diselaraskan dengan keadaan, kemampuan kita saat ini! mulai dari :


1. Kesehatan, baik mental jasmani rohani hingga akhlak. ini faktor utama dari segalanya
2. Faktor yang menjadi momok setiap terjadinya permasalahan, yaitu keuangan.
3. Keberanian kita dalam mengambil kesempatan yang ada serta
4. Keyakinan, seberapa besar keyakinan kita terhadap Tuhan serta kepercayaan terhadap kemampuan diri kita.
5. Dan yang terpenting dari semua itu adalah "Bagaimana kita mensyukurinya itu" faktor inilah yang sering sekali terlupakan.


"Hehehe...iya ya men?" cengirnya memberikan tanda bahwa sobat wa ini mulai memahami. Terus wa lanjutkan "Jadi gituu men...Pertama, kenalilah pesan doa yang kita panjatkan dengan baik. Jika sudah kita mengenali, memahami lalu kita upayakan apa yang kita panjatkan itu. Jika banyak kesalahan dalam apa yang kita upayakan itu...jangan kuwatir. Percayalah dan yakin, Allah itu akan membantu kita memuluskan apa yang menjadi harapan kita. Tergantung kitanya berprasangka sekarang...Apa bakalan Ancuuur atau bakalan muluuuus ni kulit he...he...he..." ungkap wa sambil diiringi dengan candaan mengelus kulit wa yang aluuss =) dan dia pun ikut tertawa sambil berkata "Bisa aja lu jawabnya man!?" Dan wa balas aja "Lha lu bisa aja...nanyanya men!Hahahaha...". Riuhlah seisi rumah dengan gelegar tawa kami yang di iringi oleh suara derauan kicau burung yang sedang asyik-asyiknya menyambut indahnya suasana pagi hari.


***END***

Sphere: Related Content

No comments: